Senin, Desember 15, 2008
Senin, Desember 15, 2008 |
Diposting oleh
d e p e z a h r i a l |
Edit Entri
Di 2 tahun ini Azwa masih tetep sebagai Azwa yang nyil2-an (baca=superlincah), g abisa diem kalo di tempat luas dan banyak orang, tapi kalo ngamuk dan pengen sesuatu tapi kita ngelarang (biasanya sih kita cegah dia lari lebih jauh/nggak boleh main air/disuruh tidur / nggak boleh nonton dvd) atau kita gatau nggak ngerti maunya apa....
Dia bisa marah dengan cara nangis ngejerit, meronta kalo digendong,
Apakah Azwa masuk ke Zona Temper Tantrum???
googling.. giggli googling...
dicuplik dari site e-psikologi
Ternyata Azwa enggak masuk ketegori "anak sulit" tuh. Dia kelebihan Energi... Well paling enggak ini diagnosa awalku. Hiperaktif? kayaknya enggak....
Kadang aku dan bapaknya jadi nggak sabar, maksud hati menguatkan diri dan berusaha nerapi apa yang kita baca di buku Ayah Edy (yang keliatannya guampang banget tuh dia ngomong padahal susaaahhhhh). Tapi ujung2nya malah ikut setressss.. hiksss....
Uasliii, angel tenan....
Setelah dibaca lebih jauh di situs e-psikologi itu... ternyata kemarahan anak bisa terjadi karena hal-hal dibawah ini....
Faktor Penyebab
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Tantrum. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Terhalangnya keinginan anak mendapatkan sesuatu.
Setelah tidak berhasil meminta sesuatu dan tetap menginginkannya, anak mungkin saja memakai cara Tantrum untuk menekan orangtua agar mendapatkan yang ia inginkan, seperti pada contoh kasus di awal.
2. Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri.
Anak-anak punya keterbatasan bahasa, ada saatnya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa, dan orangtuapun tidak bisa mengerti apa yang diinginkan. Kondisi ini dapat memicu anak menjadi frustrasi dan terungkap dalam bentuk Tantrum.
3. Tidak terpenuhinya kebutuhan.
Anak yang aktif membutuh ruang dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Kalau suatu saat anak tersebut harus menempuh perjalanan panjang dengan mobil (dan berarti untuk waktu yang lama dia tidak bisa bergerak bebas), dia akan merasa stres. Salah satu kemungkinan cara pelepasan stresnya adalah Tantrum. Contoh lain: anak butuh kesempatan untuk mencoba kemampuan baru yang dimilikinya. Misalnya anak umur 3 tahun yang ingin mencoba makan sendiri, atau umur anak 4 tahun ingin mengambilkan minum yang memakai wadah gelas kaca, tapi tidak diperbolehkan oleh orangtua atau pengasuh. Maka untuk melampiaskan rasa marah atau kesal karena tidak diperbolehkan, ia memakai cara Tantrum agar diperbolehkan.
4. Pola asuh orangtua
Cara orangtua mengasuh anak juga berperan untuk menyebabkan Tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan, bisa Tantrum ketika suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dilindungi dan didominasi oleh orangtuanya, sekali waktu anak bisa jadi bereaksi menentang dominasi orangtua dengan perilaku Tantrum. Orangtua yang mengasuh secara tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak Tantrum. Misalnya, orangtua yang tidak punya pola jelas kapan ingin melarang kapan ingin mengizinkan anak berbuat sesuatu dan orangtua yang seringkali mengancam untuk menghukum tapi tidak pernah menghukum. Anak akan dibingungkan oleh orangtua dan menjadi Tantrum ketika orangtua benar-benar menghukum. Atau pada ayah-ibu yang tidak sependapat satu sama lain, yang satu memperbolehkan anak, yang lain melarang. Anak bisa jadi akan Tantrum agar mendapatkan keinginannya dan persetujuan dari kedua orangtua.
5. Anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit.
6. Anak sedang stres (akibat tugas sekolah, dll) dan karena merasa tidak aman (insecure).
Kalo kata buku Ayah Edy, biarkan anak luapkan kemarahannya. Lalu setelah reda, peluk dan cium dan ajak ngobrol. WAH... lha ngamuke suwe bos... Piye iki?
This Psychology Things ARE getting us insane!!!
Ngomong gampang, aplikasinya angel... Gampang ngurus makanan bayi deh perasaan :-D
Psikologi memang untuk ANDA, bukan untuk SAYA. hkhkhkhk.....
Semoga badai tantrum cepat berlalu....
Dia bisa marah dengan cara nangis ngejerit, meronta kalo digendong,
Apakah Azwa masuk ke Zona Temper Tantrum???
googling.. giggli googling...
dicuplik dari site e-psikologi
Temper Tantrum : luapan emosi yang meledak-ledak dan tidak terkontrol. Temper Tantrum (untuk selanjutnya disebut sebagai Tantrum) seringkali muncul pada anak usia 15 (lima belas) bulan sampai 6 (enam) tahun.
Tantrum biasanya terjadi pada anak yang aktif dengan energi berlimpah. Tantrum juga lebih mudah terjadi pada anak-anak yang dianggap "sulit", dengan ciri-ciri sebagai berikut:
1.Memiliki kebiasaan tidur, makan dan buang air besar tidak teratur.
2.Sulit menyukai situasi, makanan dan orang-orang baru.
3.Lambat beradaptasi terhadap perubahan.
4.Moodnya (suasana hati) lebih sering negatif.
5.Mudah terprovokasi, gampang merasa marah/kesal.
6.Sulit dialihkan perhatiannya.
Ternyata Azwa enggak masuk ketegori "anak sulit" tuh. Dia kelebihan Energi... Well paling enggak ini diagnosa awalku. Hiperaktif? kayaknya enggak....
Kadang aku dan bapaknya jadi nggak sabar, maksud hati menguatkan diri dan berusaha nerapi apa yang kita baca di buku Ayah Edy (yang keliatannya guampang banget tuh dia ngomong padahal susaaahhhhh). Tapi ujung2nya malah ikut setressss.. hiksss....
Uasliii, angel tenan....
Setelah dibaca lebih jauh di situs e-psikologi itu... ternyata kemarahan anak bisa terjadi karena hal-hal dibawah ini....
Faktor Penyebab
Ada beberapa faktor yang dapat menyebabkan terjadinya Tantrum. Diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Terhalangnya keinginan anak mendapatkan sesuatu.
Setelah tidak berhasil meminta sesuatu dan tetap menginginkannya, anak mungkin saja memakai cara Tantrum untuk menekan orangtua agar mendapatkan yang ia inginkan, seperti pada contoh kasus di awal.
===> Hmm... could be. Az selalu pengen lari-lari disaat mak dan bapaknya merasa situasi nggak aman untuk berlari-lari. Lah, kalo di mall/lapangan.. dia bisa ilang setiap saat to? gimana dong?
2. Ketidakmampuan anak mengungkapkan diri.
Anak-anak punya keterbatasan bahasa, ada saatnya ia ingin mengungkapkan sesuatu tapi tidak bisa, dan orangtuapun tidak bisa mengerti apa yang diinginkan. Kondisi ini dapat memicu anak menjadi frustrasi dan terungkap dalam bentuk Tantrum.
===> Sangat mungkin! mengingat Azwa masih cadel. Untuk ngerti bahasa dia kadang kita harus ngrenyit jidat dulu.... ada nggak kursus bahasa bayi?
3. Tidak terpenuhinya kebutuhan.
Anak yang aktif membutuh ruang dan waktu yang cukup untuk selalu bergerak dan tidak bisa diam dalam waktu yang lama. Kalau suatu saat anak tersebut harus menempuh perjalanan panjang dengan mobil (dan berarti untuk waktu yang lama dia tidak bisa bergerak bebas), dia akan merasa stres. Salah satu kemungkinan cara pelepasan stresnya adalah Tantrum. Contoh lain: anak butuh kesempatan untuk mencoba kemampuan baru yang dimilikinya. Misalnya anak umur 3 tahun yang ingin mencoba makan sendiri, atau umur anak 4 tahun ingin mengambilkan minum yang memakai wadah gelas kaca, tapi tidak diperbolehkan oleh orangtua atau pengasuh. Maka untuk melampiaskan rasa marah atau kesal karena tidak diperbolehkan, ia memakai cara Tantrum agar diperbolehkan.
===> Hmmm.. sepertinya iya. Secara rumah Azwa bukan kastil yang punya ruangan gede-gede... heheheh.... Kemampuan baru ya? hmm... iya juga ya... Jadi gimana doong? (tetep bingung)
4. Pola asuh orangtua
Cara orangtua mengasuh anak juga berperan untuk menyebabkan Tantrum. Anak yang terlalu dimanjakan dan selalu mendapatkan apa yang diinginkan, bisa Tantrum ketika suatu kali permintaannya ditolak. Bagi anak yang terlalu dilindungi dan didominasi oleh orangtuanya, sekali waktu anak bisa jadi bereaksi menentang dominasi orangtua dengan perilaku Tantrum. Orangtua yang mengasuh secara tidak konsisten juga bisa menyebabkan anak Tantrum. Misalnya, orangtua yang tidak punya pola jelas kapan ingin melarang kapan ingin mengizinkan anak berbuat sesuatu dan orangtua yang seringkali mengancam untuk menghukum tapi tidak pernah menghukum. Anak akan dibingungkan oleh orangtua dan menjadi Tantrum ketika orangtua benar-benar menghukum. Atau pada ayah-ibu yang tidak sependapat satu sama lain, yang satu memperbolehkan anak, yang lain melarang. Anak bisa jadi akan Tantrum agar mendapatkan keinginannya dan persetujuan dari kedua orangtua.
===> Dimanja? She's a definitely an UNspoiled baby. Wajar aja cuy... Terlalu dilindungi? Well... Semua ortu ga mau anaknya nyebur got, pulang maen dengan lutut bonyok atau gigi patah kan? Tapi kalo dipikir-pikir mah aku nggak teralu protektif ama Az. Malah cenderung "Gih Dah" ama dia. Tadi pagi aja dia berusaha ngelompatin selokan kecil (lebarnya cuman 10 senti) DAN BERHASIL dengan acara terjerembab di rumput basah. Bapaknya ngomel-ngomel, ibunya cueeekkk... wong anaknya bisa.. hmm.. inkonsistensi.. jangan2 ini? (halahh.. mumetttt)
5. Anak merasa lelah, lapar, atau dalam keadaan sakit.
===> ngg... aku perhatiin, dia ngamuk kalo.. ngantuk/cape = lelah. Tapiiii.... DIA NGGAK MAU DISURUH ISTIRAHAAT!!!!! itu maslahnya. Pyeee jaal?
6. Anak sedang stres (akibat tugas sekolah, dll) dan karena merasa tidak aman (insecure).
===> Blas nggak mungkin, belom sekolah.... insecure? kenapa ya? apa karena ibu bapaknya kerja dan baru ada di rumah setelah jam 7 malam sampe jam 7 pagi besoknya?
Kalo kata buku Ayah Edy, biarkan anak luapkan kemarahannya. Lalu setelah reda, peluk dan cium dan ajak ngobrol. WAH... lha ngamuke suwe bos... Piye iki?
This Psychology Things ARE getting us insane!!!
Ngomong gampang, aplikasinya angel... Gampang ngurus makanan bayi deh perasaan :-D
Psikologi memang untuk ANDA, bukan untuk SAYA. hkhkhkhk.....
Semoga badai tantrum cepat berlalu....
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang Saya
- d e p e z a h r i a l
- seorang anak, seorang istri, seorang ibu, seorang mahasiswa, healthy baby-food enthusiast, pecinta makanan, penghuni dapur, cinta pelangi, suka bentuk bintang dan semua yang bermotif polkadots, (semoga jadi) pengusaha yogurt suksesss.
Pengikut
Formulir Kontak
Yang Rame Dibaca
Tags
???
(29)
achievement
(9)
aku
(87)
amber
(1)
amber baltik
(1)
amber teething necklace
(1)
Anak
(1)
anakku
(75)
award
(1)
ayam
(1)
baltic amber
(1)
belanja
(1)
bento
(3)
Bersih
(1)
binatang
(1)
bolu
(1)
brownies
(1)
buah naga merah
(1)
buku
(1)
buku resep
(1)
bumbu dasar
(1)
bumbu inti
(1)
cake
(4)
cara membuat popcorn caramel
(1)
Cari Kos-kosan
(1)
Cari Kos-kosan Ekslusif Yang Bersih Dan Rapi Untuk Perempuan
(1)
carob
(1)
celoteh
(7)
choux
(1)
coklat
(1)
combrang
(1)
confetti bar
(1)
cornflakes
(1)
craft
(4)
cuisinart
(1)
daging
(1)
darina
(1)
dehidrasi
(1)
dessert
(4)
dessert table
(1)
Di Semarang
(1)
diy
(1)
doraemon
(2)
dulce de leche
(4)
dzahrial
(4)
Ekslusif
(1)
eksperimen
(14)
eksperimen resep
(5)
eskrim
(2)
foto
(6)
gadget
(1)
gambar
(3)
gandum
(1)
gelang
(1)
gelang karet
(1)
goodiebag
(1)
greentea
(1)
herbs
(1)
hewan
(2)
honje
(1)
horlicks
(1)
ibu
(2)
ice cream
(2)
ice cream maker
(1)
ikan
(1)
ikan lais
(1)
ikan salai
(1)
iseng
(49)
jual vanilla
(1)
kalung
(1)
kalung amber
(1)
kalung bayi tumbuh gigi amber
(1)
kantor
(2)
karamel
(1)
karaoke
(1)
karet
(1)
keamanan
(1)
kecombrang
(1)
keju
(1)
kelompok bermain
(1)
keluarga
(1)
kertaskrep
(1)
kesehatan
(7)
ketan
(1)
konselor MPASI
(1)
kopdar
(1)
kopi
(1)
kos bersih
(1)
kos dengan AC
(1)
kos ekslusif
(1)
kos perempuan
(1)
kos semarang
(1)
kue
(2)
kue keranjang
(1)
kukis
(2)
kursus
(4)
lagu
(1)
lavender infused
(3)
levitasihore
(2)
lifebuoy
(1)
lomba
(9)
macem-macem
(2)
madre
(1)
mainan
(1)
Majalah
(2)
makanan
(12)
makanan.
(1)
mamaku koki handal
(2)
mangga
(3)
marshmallow
(1)
martha stewart
(1)
masakan
(1)
matcha
(1)
Matcha Ice Cream Recipe
(1)
Media
(5)
mesin eskrim
(1)
milis mpasiku
(7)
milk jam
(2)
milk toffee
(2)
mpasi
(3)
my foodie experience
(1)
nasi
(1)
nasi kebuli
(1)
nasi kebuli mudah
(1)
nasi salmon
(1)
ngakalin
(1)
no knead bread
(1)
nyobain resep
(18)
party planner
(1)
pasaraya
(1)
pasta
(2)
pengen cerita aja
(45)
pengetahuan
(2)
percobaan
(2)
photoblog
(13)
photoslide
(2)
pinisi jakarta
(1)
pinisi pasaraya
(1)
pinisi playground
(1)
pisang
(1)
popcorn
(1)
Popcorn Butterscotch Caramel ala XXI
(1)
popcorn caramel
(1)
potty training
(1)
prakarya
(3)
radio
(1)
rainbow loom
(1)
rainbow loom indonesia
(1)
random
(4)
Rapi Untuk Perempuan
(1)
relawati
(1)
remake
(1)
resep
(32)
resep brownies favorit
(1)
Resep Eskrim Green Tea
(1)
resep eskrim.
(1)
resep kw
(1)
resep nasi kebuli mudah
(1)
resep remake
(1)
resep sambel bawang pedes
(1)
resep sambel pedes
(1)
review
(8)
review pinisi pasaraya
(1)
rosemary
(1)
roti
(6)
rubber bands
(1)
rujak
(1)
sajiansedap
(2)
salmon
(1)
salmon rice bowl
(1)
sambal
(2)
sambal ijo
(1)
sambel
(3)
sambel bawang
(1)
sambel bawang teri
(1)
sambel honje
(1)
sambel honje kering
(1)
sambel pedes
(1)
sate padang
(1)
science
(1)
sekolah dini
(1)
selai susu
(1)
Semarang
(1)
semolina
(1)
sereal
(1)
share
(13)
social work
(1)
something new
(50)
sourdough starter
(1)
steak
(1)
stok
(1)
stok bumbu dasar
(1)
sup krim
(1)
sus
(1)
sushi
(1)
syukuran
(1)
takoyaki
(1)
takoyaki keju
(1)
temanku
(8)
teri
(1)
tips
(1)
toffee
(1)
travelling
(12)
TV
(2)
unik
(1)
vanilla
(1)
video
(1)
video blog
(2)
vlog
(18)
volunteering
(1)
workshop
(1)
xxi
(1)
yogheart
(5)
zahrialfam
(37)
4 komentar:
Hmm.. kayaknya Adit kalo tantrum mostly disebabkan oleh point 1. Ya, kadang keinginannya tidak kita turuti.
Tapi point 4 juga sepertinya sangat mungkin. Adit sering dibawa nenek kakeknya menginap di rumah mereka. Sepertinya apa yang Adit minta selalu mrk turuti (maklum, cucu pertama). Sedangkan kalau di rumah dengan ayah/maminya terkadang apa yg dia minta tidak dituruti. Jika demikian, muncullah si tantrum itu..
TFS ya.. cukup membuka mata tentang penyebab tantrumnya si Adit. Emang biasanya dibiarin aja dulu, nanti setelahnya dipeluk & dicium sampe dia (hampir) ketiduran. Cape kali ye..
Tulisan yg bermanfaat Depe :) Untuk aku resapi dan hayati sebelum kejadian :P Semoga tidak kejadian, tapi who knows ya. Makasi yaw.
Memang betul menerapkan dan mengubuh kebiasaan kita sendiri tidak mudah, namun sesungguhnya bukan karena bukunya yang susah tapi karena kita yang sudah terlanjur memiliki kebiasaan tersebut selama lebih dari 20 tahun jika ibarat paku mungkin sudah berkarat, jadi untuk merubahnya memang terasa sangat sulit persis seperti kita yang biasa menulis dengan tangan kanan kemudian diminta untuk membuat tulisan dengan tangan kiri, terasa sangat sulit dan menyebalkan, apa lagi jika terpaksa dan harus segera. Nah apa bila kita pada akhirnya ikutan Tantrum itu merupakan bukti betapa kebiasaan Tantrum itu terus terbawa hingga dewasa.
Tapi jika kita memiliki niat yang kuat pasti bisa. Jika kita mau pasti bisa dan bukannya jika saya bisa pasti mau.
Buku tersebut merupakan kumpulan dari proses membantu orang tua yang anaknya sembuh dari tantrumm disusun selama lebih dari 4 tahun dan tentunya telah diujikan lebih dahulu dengan kedua anak kami dirumah. Sekarang telah menjadi standar wajib penanganan anak tantrum di sekolah kami.
Hati-hati jika tantrum tidak bisa cair dalam periode balita hingga menjelang SD. Maka ia akan terbawa terus hingga dewasa.
Sekali lagi siapapun jika kita mau kita pasti bisa.
Salam hangat,
ayah edy
www.ayahkita.blogspot.com
waaaww! ayah edy mampir ke blog maknya Azwa!
Iya pak Edy, emang susah untuk 100 persen menerapkan apa yang bapak tulis di buku. Tapi beberapa sih saya coba dan berhasil walopun rada-rada sambil setteeeressssss *LOL*
Tapi alhamdulillah, ternyata tantrumnya si azwa itu ya cuman waktu itu parahnya. Lama-lama juga bisa dikendalikan dan lebih bisa di'kandhani' hihihi... ternyata masalah utamanya ada di kemampuan berkomunikasi. Setelah lancar (omongannya mudah kita mengerti), kita jadi tahu apa maunya (^_^)
anyhow.. thanks for stumble down here :-)
Posting Komentar