Rabu, November 04, 2009
Rabu, November 04, 2009 | 
Diposting oleh
d e p e z a h r i a l
Dimulai dari prinsip dasar "BALITA JANGAN SAMPAI DEHIDRASI" yang saya udah paham dari sejak punya anak bayi, kemudian dilanjutkan dengan beberapa kejadian fatal pada keluarga teman dekat dan beberapa orang yang disebabkan dehidrasi gara-gara DIARE dan MUNTAH, kemarin pagi saya iseng chatting dengan teman SMA saya sekaligus rekan moderator saya di Milis MPASI Rumahan -Yossi Agung- tentang 'seberapa bahayanya dehidrasi pada bayi/balita' maka diperoleh kesimpulan-kesimpulan seperti yang akan saya tulis di bawah ini.
Jadi Dehidrasi (pada bayi dan balita) terbagi dari 3 Fase:
Berat Badan (BB) anak turun <5% dari BB awal. (Disini saya saya kayak diingatkan pentingnya untuk selalu punya timbangan di rumah :p), lalu anak rewel terus karena kehausan, kencing sedikit (<2 ml/KgBB/Jam)
Fase Dehidrasi Sedang
BB anak turun 5-10% BB awal, pada anak yang ubun-ubun besarnya belum menutup bisa mencekung (buat anak bayi terutama), Kelopak Mata mencekung, Kulit kalau dicubit baliknya lambat (>2 Detik) terutama bagian perut.. Jadi kulit kehilangan elastisitas.. BUKAN KERING! Anak cenderung diam, sudah nggak rewel.
Fase Dehidrasi Berat
BB anak turun >10% dari BB awal, semua tanda diatas terjadi, keadaan umumnya buruk, bisa sampai nggak sadar, meracau, kejang, nafas cepat dan dalam (pernapasan kussmaul). Pada saat ini, pembuluh darah biasanya bisa kolaps. Sehingga akan sulit sekali memasukkan infus/cairan untuk rehidrasi.
Nah.... yang bikin deg-degan, pada anak-anak (bayi,balita) fase dari yang ringan sampai sedang (bisa) sangat cepat sekali jatuhnya.
Jadi..... kalo saya sih, bukannya panikan atao nggak rasional. Tapi kalo anak udah mulai diare berat dan muntah-muntah sampe parah (muntah tapi nggak keluar isinya karena lambung udah kosong), nggak udah sok nggaya observasi lama-lama deh.... Langsung bawa ke rumah sakit/klinik terdekat untuk direhidrasi dengan cairan/infus. Paling juga cuman diinfus, dan masukkin jarumnya pasti relatif lebih mudah karena pembuluh darahnya masih "seger"
Anak kita adalah anugrah, titipan Tuhan. Tuhan boleh mengambil mereka kapanpun, namun kita harus tetap berusaha menjaganya.
Mohon maaf buat yang nggak berkenan.
Cek Juga Link Berikut Ini:
http://www.pediatrik.com/buletin/20060220-s05jfg-buletin.pdf
Jadi Dehidrasi (pada bayi dan balita) terbagi dari 3 Fase:
- Fase Dehidrasi Ringan
- Fase Deihrasi Sedang
- Fase Dehidrasi Berat
Berat Badan (BB) anak turun <5% dari BB awal. (Disini saya saya kayak diingatkan pentingnya untuk selalu punya timbangan di rumah :p), lalu anak rewel terus karena kehausan, kencing sedikit (<2 ml/KgBB/Jam)
Fase Dehidrasi Sedang
BB anak turun 5-10% BB awal, pada anak yang ubun-ubun besarnya belum menutup bisa mencekung (buat anak bayi terutama), Kelopak Mata mencekung, Kulit kalau dicubit baliknya lambat (>2 Detik) terutama bagian perut.. Jadi kulit kehilangan elastisitas.. BUKAN KERING! Anak cenderung diam, sudah nggak rewel.
Fase Dehidrasi Berat
BB anak turun >10% dari BB awal, semua tanda diatas terjadi, keadaan umumnya buruk, bisa sampai nggak sadar, meracau, kejang, nafas cepat dan dalam (pernapasan kussmaul). Pada saat ini, pembuluh darah biasanya bisa kolaps. Sehingga akan sulit sekali memasukkan infus/cairan untuk rehidrasi.
Nah.... yang bikin deg-degan, pada anak-anak (bayi,balita) fase dari yang ringan sampai sedang (bisa) sangat cepat sekali jatuhnya.
Jadi..... kalo saya sih, bukannya panikan atao nggak rasional. Tapi kalo anak udah mulai diare berat dan muntah-muntah sampe parah (muntah tapi nggak keluar isinya karena lambung udah kosong), nggak udah sok nggaya observasi lama-lama deh.... Langsung bawa ke rumah sakit/klinik terdekat untuk direhidrasi dengan cairan/infus. Paling juga cuman diinfus, dan masukkin jarumnya pasti relatif lebih mudah karena pembuluh darahnya masih "seger"
Anak kita adalah anugrah, titipan Tuhan. Tuhan boleh mengambil mereka kapanpun, namun kita harus tetap berusaha menjaganya.
Mohon maaf buat yang nggak berkenan.
Cek Juga Link Berikut Ini:
http://www.pediatrik.com/buletin/20060220-s05jfg-buletin.pdf
Cerita tentang :
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tentang Saya
- d e p e z a h r i a l
- seorang anak, seorang istri, seorang ibu, seorang mahasiswa, healthy baby-food enthusiast, pecinta makanan, penghuni dapur, cinta pelangi, suka bentuk bintang dan semua yang bermotif polkadots, (semoga jadi) pengusaha yogurt suksesss.
2 komentar:
Matur nuwun banget mbak DePe, infonya bermanfaat sekali. Aku minta ijin copas buat aku masukin di tahukahbunda.wordpress.com ya. Yang pasti aku sebutin sumbernya :-) .Waktu Dita diare pas dirumah Opungnya itu yang dalam pikiranku cuma, duuh jangan sampai Dita dehidrasi. Sempet kebayang yang nggak2. Jadi bener kata mbak, meski kita berusaha Home Threatment tapi ada batas2 nya. Jangan keukeuh HT, malah telat bawa anak ke dokter. Postingan mbak sebelumnya yang bilang, "Jadi dokter anak dadakan lulusan Univ Milist" itu cukup menyentil lho. Saya sendiri jadi cukup tersadarkan untuk lebih waspada jika anak sakit, berusaha tidak sok tahu :-)
Boleh, itu bukan tulisanku lhooo.. aku cuman ngerangkum apa yang aku diskusiin dengan temenku yang dokter. Tapi dia pasti ga keberatan selama tujuannya baik (^_^)
Posting Komentar